Senin, 01 Oktober 2012

Are You a Leader or a Dreamer ?

Lagi-lagi bahasan tentang kepemimpinan. Shakespeare pernah berkata “Some men are born great, some achieve greatness and some have greatness thrust upon them.” Hal ini berlaku juga pada para pemimpin. Ada orang yang memang terlahir sebagai pemimpin (sebuah topik yang masih diperdebatkan), ada yang mencapai posisi kepemimpinan melalui kerja kerasnya, dan ada juga yang memang diberi kepercayaan untuk posisi kepemimpinannya. Apapun kasusnya, ada beberapa perbedaan yang jelas pada kualitas pemimpin yang baik. Ada yang berkaitan dengan ciri kepribadian, ada lagi yang berkaitan dengan sifat karakter, dan ada juga yang berkaitan dengan strategi-strategi yang diterapkan. Ciri kepribadian seorang pemimpin pada dasarnya mengacu pada perilaku, temperamen, dan atribut mentalnya. Secara singkat ini bisa diartikan sebagai watak dasar dan caranya berpikir, bertindak, dan merasakan. Sejumlah pertanyaan kontras dapat diajukan untuk membantu mengidentifikasinya : Apakah ia seorang yang pesimistis, optimistis, idealis, atau realis? Apakah ia dapat bertindak tanpa bantuan atau butuh penguatan? Apakah ia percaya diri atau tidak? Apakah ia tipe yang lebih senang bekerja sendiri atau mengajak orang lain? Apakah ia bertemperamen panas atau sabar? Apakah ia impulsif atau selalu menimbang dulu? Apakah ia mengambil keputusan secara cepat atau bertele-tele? Apakah ia terbuka pada gagasan-gagasan baru atau secara psikis tertutup? Norman Schwarzkopf, seorang Jenderal Tentara Amerika pernah berkata : “Leadership is a combination of strategy and character. If you must be without one, be without the strategy“. Kalimat ini menggarisbawahi pentingnya sifat seorang pemimpin. Dari rangkuman berbagai sumber dapat diketengahkan karakter-karakter yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin berikut ini. Kemampuan Membangkitkan Kepercayaan dan Rasa Hormat : Seorang pemimpin yang tidak mampu membangkitkan rasa hormat dan kepercayaan anak buahnya jelas-jelas telah gagal sebagai pemimpin. Kita bisa melihat hal ini pada jatuh bangunnya para pemimpin negara / politik. Kemampuan seperti ini merupakan hal yang sangat fundamental. Hal ini juga berarti bahwa seorang pemimpin harus berada di atas rata-rata agar para anak buah yakin pada kemampuannya. Mereka harus yakin pada dirinya, pada kemampuannya, dan pada keputusan-keputusannya. Untuk hal ini maka sangatlah penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki integritas dan visi tentang masa depan yang lebih baik bersamanya. Mahatma Gandhi adalah contoh pemimpin seperti ini. Terlepas dari sosok fisiknya yang kecil, tak berotot, dan terlepas dari kegagalan dan kelemahan yang pernah dilaluinya (Gandhi tercengang pada penampilan pertamanya sebagai pengacara di pengadilan… ia tidak bisa ngomong!) Gandhi memberi inspirasi tentang pesona dan rasa hormat ke sepenjuru dunia. Kemampuan Berkomunikasi : Seni Bertutur juga merupakan sifat yang sangat berharga bagi pemimpin. Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang dapat mengekspresikan dirinya dan membuka wawasan orang lain melalui ekspresi verbalnya. Ia harus dapat mengkomunikasikan ide-ide yang ada di kepalanya kepada orang lain melalui cara yang jelas sehingga para anak buah percaya diri dan mencamkan wawasan yang diperolehnya sebagai sesuatu yang memang berguna untuknya. Dengan begitulah maka ia dapat dikatakan sebagai pemimpin alami. Dan berbicara mengenai kemampuan komunikasi ini maka Martin Luther King Jr dapat dijadikan contoh. Ia memulai perjuangannya dengan pidato yang diawali dengan “Saya bermimpi….” Semangat dan Kegairahan : Seorang pemimpin haruslah optimistis dan tidak mudah terbebani berat oleh kerikil rintangan. Pada saat yang sama, ia pun harus realistis. Bahkan, sebenarnya dialah yang semestinya mencari jalan untuk mengatasi rintangan itu namun pada saat bersamaan ia tetap terbukan pada masukan orang lain. Seorang pemimpin haruslah cepat dalam berpikir, optimistis, serta pandai menganalisis sesuatu. Ini berarti ia harus mampu meramu semangat, kepercayaan diri, dan pemikiran positif. Kearifan : Seorang pemimpin yang banyak cacat, tidak peka, mudah berprasangka dan tidak adil tak kan pernah berhasil mencapai misinya. Seorang pemimpin sejati adalah laksana sebuah pohon yang buahnya banyak… rendah hati serta tidak arogan. Ia bekerja untuk kebaikan masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadinya. Ia adalah pelatih bagi anak buahnya, yang memandu, memotivasi, mengilhami, dan mendidik mereka. Ia benar-benar laksana pohon beringin yang kokoh tak tergoyahkan, teduh bagi tempat bernaung siapapun, dan memberi kemakmuran pada siapapun yang ikut dengannya. Kemampuan Berinovasi : Seorang pemimpin adalah seorang juara. Ia memiliki daya tahan, imajinasi, dan visi yang jelas. Ia berada di atas hal-hal kecil dan mencurahkan seluruh energinya untuk hal-hal yang lebih besar, hal-hal mulia. Ia merangkul perubahan dan mengajari orang untuk tidak takut pada perubahan namun belajar terhadap perubahan. Keterbukaan dalam pembelajaran inilah yang menjadi karakteristik utama seorang pemimpin yang baik. Menjadi Teladan : Seorang pemimpin adalah ia yang dicari orang lain untuk jawaban, pengayoman, dan inspirasi. Oleh karena itu, seorang pemimpin wajib bercermin, berintrospeksi diri secara konstan, menjaga kepalanya tetap dingin, mempraktekan apa-apa yang telah diajarkannya pada orang lain (agar tidak disebut “omdo”), dan memimpin melalui keteladanan. Jadi, bagaimana nasibnya mereka yang sudah terlanjur mendapat jabatan pemimpin namun secara nyata belum menunjukkan kemampuan-kemampuan di atas? Ini adalah pilihan. Mau jadi pemimpin yang sejati ataukah mau jadi pemimpi yang berlagak pemimpin? Tak ada kata terlambat untuk perbaikan. Bangunlah dari tidur kita, lakukan introspeksi, identifikasilah kekurangan dan kelemahan diri, dengarkan apa kata orang dan terbukalah terhadap masukan, serta segeralah perbaiki diri (character building). Sebab, siapapun harus ingat akan pepatah bahwa “manusia mati meninggalkan nama”. Nah, nama yang seperti apa yang ingin kita tinggalkan pada mereka yang masih hidup ? Nama baikkah atau nama yang tercoreng moreng oleh lintasan tindak laku buruk kita serta segala akibatnya semasa memimpin?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar